KECAMATAN Sukoharjo ternyata meyimpan segudang potensi yang bisa
dibanggakan, tak hanya sukses mencetak rekor muri dengan Dodol Salak dan Kue
Jipang Terpanjang maupun keberhasilannya mengantarkan Desa Plodongan menjadi
Juara I PKK Tingkat Nasional, namun kecamatan “penjaga perbatasan” di ujung
barat Wonosobo ini juga menyimpan potensi pariwisata yang sangat luar biasa.
Salah satu potensi pariwisata
yang saat ini sedang menggeliat ialah dirintisnya sebuah desa wisata di wilayah
ini yang saat ini mulai dikenalkan kepada khalayak dengan label Desa Wisata Wora-Wari.
Terletak di ujung barat Kecamatan
Sukoharjo, dan dengan kondisi alam yang asri dan masih sangat “perawan”,
tepatnya di desa Jebengplampitan, Desa Wisata Wora-Wari menawarkan berbagai
daya tarik wisata yang sangat khas jika dibandingkan daerah tujuan wisata lainnya.
Dimulai dari Gunungkarang,
yaitu sebuah bukit karang dengan
ketinggian 650 meter diatas permukaan laut, kemudian agrowisata kebun salak,
wisata ojek kebo dan learning sukoharjo serta salah satu wahana wisata yang
baru dan pertama di Kabupaten Wonosobo yaitu wisata River Tubing. Untuk wahana
wisata yang terakhir menggunakan aliran Sungai Tulis yang membentang
disepanjang desa wisata ini.
Selain potensi alam diatas,
daerah ini juga mempunyai berbagai potensi di bidang lain yang tak kalah
istimewanya, antara lain kesenian lengger, kuda kepang, dan campursari. Disamping
itu di wilayah ini juga banyak ditemukan benda-benda peninggalan sejarah.
Perkembangan daerah wisata ini
dimulai sejak adanya program penggalian potensi desa yang digelontorkan oleh
Pemerintah Kabupaten Wonosobo pada medio Mei lalu. Sejak itulah masyarakat Desa
Jebengplampitanpun mulai menggeliat untuk mengembangkan potensi desa yang
selama bertahun-tahun tak terjamah.
”Desa Jebengplampitan sebenarnya
mempunyai potensi yang sangat luar biasa namun selama ini tidak disadari oleh
masyarakat setempat,”ungkap Kuat Mizan (40), salah satu pencetus berdirinya
Desa Wisata Wora-Wari.
Dengan pendampingan penuh dari
pihak kecamatan, masyarakat Jebengplampitan
mulai merumuskan dan merencanakan masterplan
pengembangan desa wisata ini.
”Nama Desa Wisata Wora-Wari kami
pilih karena nama tersebut kami anggap lebih eye catching mudah diingat dan mempunyai ikatan sejarah yang sangat
kuat dengan Desa Jebengplampitan, “tutur Hermawan Animoro (29), pendamping dari
Kecamatan Sukoharjo.
“Sedangkan konsep yang akan kami
kembangkan di Desa Wisata Wora-Wari ialah konsep Back To Ndeso antara lain melalui Agrowisata, Ekowisata, Wisata Religi,
Wisata Budaya,Wisata Sejarah, Wisata Edukasi dan juga Wisata Minat Khusus,”imbuh
Hermawan.
“Suguhan yang kami sediakan
disinipun serba Ndeso dan memanfaatkan potensi lokal, mulai dari pecel, urap,
nasi jagung sampai hidangan-hidangan khas seperti “Kerne”,Salak Kukus, Salak
Kemul dan hidangan khas lainnya,”Imbuh pria yang juga menjabat sebagai Kasi
Pemerintahan Kecamatan Sukoharjo ini.
Pelan namun pasti, proses menuju
desa wisatapun mulai berjalan. Mulai dari penyiapan regulasi, penyiapan SDM pariwisata, penataan infrastruktur pendukung
wisata maupun serta proses promosi.
“Untuk saat ini kami telah
memiliki tim pengelola pariwisata sebanyak 10 orang yang terdiri dari perangkat
desa, pemuda desa dan juga tokoh masyarakat.”ungkap Kuat
Tak hanya itu, pengelola Desa
Wisata Wora-Wari juga menjalin kerjasama dengan pihak luar pada pengelolaan
desa wisata ini,
”Saat ini kami telah bekerjasama
dengan SAR Kecamatan Sukoharjo sebagai salah satu langkah pengamanan bagi
pengunjung obyek wisata, terutama untuk wahana wisata River Tubing karena setiap
pengunjung wahana tersebut wajib didampingi oleh Guide yang telah memiliki sertifikat pemandu maupun Water Rescue,” Tutur Kuat
“Disamping itu saat ini kami
sedang dalam tahap proses MoU dengan pihak asuransi untuk memberikan rasa aman
dan nyaman yang lebih kepada para pengunjung,”imbuhnya.
Untuk pelatihan pemandu wisata dan
penyediaan homestay , pengelola desa
Wisata Wora-Wari juga menggandeng praktisi dari Himpunan Pemandu Wisata
Indonesia dan pelaku usaha homestay
yang ada di Wonosobo
Proses perkembangan desa wisata
wora-wari juga tak terlepas dari proses promosi yang menjadi syarat mutlak
dalam memperkenalkan eksistensi desa wisata ini kepada khalayak.
”Untuk promosi saat ini kami
lakukan dengan menggandeng pihak sponsor dari BMT Marhamah untuk
pengadaan berbagai media promosi seperti leaflet, banner, dan spanduk,
disamping
itu kami juga melakukan promosi menggunakan media internet melalui Blog www.theworawari.blogspot.com
serta fanspage di jejaring social facebook dengan alamat Desa Wisata
Wora-Wari,” tutur Kuat.
Efek dari langkah promosi yang
dilakukan oleh pengelola pariwisata ini cukup signifikan. Sejak pertama kali
dikenalkan pada awal bulan Juni 2013, tercatat sebanyak 100 orang dari berbagai
kalangan telah mengunjungi Desa Wisata Wora-Wari. Mulai dari pelajar, mahasiswa,
PNS, sampai dengan pengusaha.
Daerah asal pengunjungpun sangat
beragam, mulai dari Kabupaten Wonosobo sendiri, Magelang, Banjarnegara,
Purbalingga, hingga ibukota Jakarta.
Masyarakat setempatpun mulai
merasakan dampak positif dari meningkatnya pengunjung wisata,”warung-warung
disini setiap harinya sepi pembeli,ramainya hanya pada saat pasaran saja, namun
sejak dibukanya desa wisata, warung disini semakin laris,”tutur Sumiyati (30)
salah seorang pengusaha warung di Desa Jebengplampitan.
Senada dengan Sumiyati, Misem(35)
yang sehari-hari bekerja sebagai petani salak, saat ini mulai melirik peluang
usaha lainnya,”Saya sedang mencoba untuk membuat Dodol Salak, dan Sirup Salak,
semoga kedepan bisa menjadi oleh-oleh khas dan menambah penghasilan keluarga.”
Kreatifitas dan peran serta warga
dalam perkembangan desa wisata ini memang harus terus dilakukan karena usaha di sektor
pariwisata tidak mengenal istilah berhenti berkreasi.
Namun perkembangan pesat yang
diraih oleh Desa Wisata Wora-Wari tak lepas dari berbagai hambatan, antara lain
masih minimnya peralatan dan fasilitas pendukung pariwisata seperti warung
makan, MCK, dan belum tersedianya Tempat Pengelolaan Sampah. Infrastruktur
vital seperti jalan juga masih perlu ditingkatkan lagi.
“Sampai dengan saat ini untuk
pengadaan peralatan dan penataan fasilitas pendukung serta pengembangan SDM
pariwisata kami lakukan secara mandiri melalui swadaya masyarakat, serta
pendampingan penuh dari pihak kecamatan namun kedepan kami mengharapkan
dukungan dari berbagai pihak mulai dari Pemerintah maupun dari pihak swasta untuk
mendukung perkembangan Desa Wisata Wora-Wari ini, “Pungkas Hermawan.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar