Bila Anda menempuh perjalanan di sepanjang pegunungan Dieng, mampirlah ke daerah Wonosobo. Di daerah ini ada salah satu kuliner khas yang cukup populer. Namanya Mie ongklok.
Namanya yang terdengar unik itu memang membuat penasaran. Untuk menjawab rasa penasaran, Tempo mendatangi salah satu warung Mie Ongklok Longkang Wonosobo yang berada di Jl. Pasukan Ronggolawe No.14. Warung ini tidak sulit ditemukan karena berada di pusat kota.
Menurut warga sekitar, Mie Ongklok Longkang merupakan mie ongklok generasi pertama di Wonosobo. Tak sekedar menjadi pelopor, kelezatan Mie Ongklok Longkang pun kabarnya telah menyebar ke negara-negara di Amerika, Asia, serta Eropa. Tokoh-tokoh nasional juga tak ketinggalan kecanduan mie asal Wonosobo ini. Salah satunya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Waluyo. pengelola Mie Ongklok Longkang, mengatakan mie ongklok pertama kali dibuka di Wonosobo pada 1960. Berawal dari seorang kakek yang berjualan mie ongklok dengan dipikul. Sayangnya kakek ini tidak bertahan lama karena alasan yang tidak diketahui hingga sekarang.
Selanjutnya, kata Waluyo, sekitar 1975 ayahnya yang bernama Samsudin memberanikan berjualan mie ongklok. Awalnya dia berjualan keliling.Selang beberapa waktu, mie ongklok Samsudin makin digemari. Hingga akhirnya berdirilah warung di daerah Longkang. Saat ini, mie ini sudah ditangani generasi kedua.
Ongklok ternyata memiliki arti sendiri. Disebut mie ongklok karena sebelum disajikan mie ini diramu dengan sayuran kol segar dan potongan daun kucai. Kol dan daun kucai merupakan sayuran khas Wonosobo. Kucai sendiri adalah daun yang terkenal sebagai penurun darah tinggi.
Setelah dicampur di sebuah gayung dari bambu, campuran mie dan
sayuran tadi dicelup-celupkan selama beberapa menit di air mendidih.
"Inilah yang disebut diongklok. Mie secara berulang-ulang dicelupkan di
air mendidih. Cara pembuatan mie seperti ini hanya ada di Wonosobo,"
kata Waluyo, Rabu 12 Juni 2013.
Hanya beberapa menit, mie dan campuran sayuran tadi ditaruh di mangkuk dan diguyur kuah. Kuah mie ongklok inilah yang terkenal khas. Kuahnya berasal dari pati yang dicampur gula jawa, ebi, serta rempah. Supaya rasanya lebih maknyus, mie ongklok diguyur juga oleh bumbu kacang. "Agar lebih segar lagi, kami menambahkan merica dan bawang goreng," katanya.
Penyajian mie ongklok khas Wonosobo juga cukup unik. Ada sate sapi, tempe kemul, dan geblek atau semacam makanan dari singkong. Kata Waluyo, dulu sebelum sate sapi sebagai lauknya, saren atau (darah ayam) yang digunakan. Sejak tahun 1990, lauk saren diganti karena permintaan pasar. "Untuk tempe kemul dan geblek adalah jajanan khas Wonosobo," ujarnya.
Ketika menyentuh lidah, kuah mie ongklok ini sangat segar. Kata Waluyo, kesegaran mie ongklok ini karena ada campuran ebi. Setelah dirasakan bersama lauknya, kelezatan pun bertambah. Sate sapi yang empuk dan tempe kemul yang renyah menyatu dengan rasa mie ongklok yang sedap dan segar.
Harga mie-nya pun terjangkau untuk semua kalangan yakni Rp 5.000,-. Lauknya sate sapi seharga Rp15.000,- untuk 10 tusuk serta geblek dan tempe kemul yang per bijinya seharga Rp500,-
Hanya beberapa menit, mie dan campuran sayuran tadi ditaruh di mangkuk dan diguyur kuah. Kuah mie ongklok inilah yang terkenal khas. Kuahnya berasal dari pati yang dicampur gula jawa, ebi, serta rempah. Supaya rasanya lebih maknyus, mie ongklok diguyur juga oleh bumbu kacang. "Agar lebih segar lagi, kami menambahkan merica dan bawang goreng," katanya.
Penyajian mie ongklok khas Wonosobo juga cukup unik. Ada sate sapi, tempe kemul, dan geblek atau semacam makanan dari singkong. Kata Waluyo, dulu sebelum sate sapi sebagai lauknya, saren atau (darah ayam) yang digunakan. Sejak tahun 1990, lauk saren diganti karena permintaan pasar. "Untuk tempe kemul dan geblek adalah jajanan khas Wonosobo," ujarnya.
Ketika menyentuh lidah, kuah mie ongklok ini sangat segar. Kata Waluyo, kesegaran mie ongklok ini karena ada campuran ebi. Setelah dirasakan bersama lauknya, kelezatan pun bertambah. Sate sapi yang empuk dan tempe kemul yang renyah menyatu dengan rasa mie ongklok yang sedap dan segar.
Harga mie-nya pun terjangkau untuk semua kalangan yakni Rp 5.000,-. Lauknya sate sapi seharga Rp15.000,- untuk 10 tusuk serta geblek dan tempe kemul yang per bijinya seharga Rp500,-
Warung ini buka tiap hari dari jam 10.00WIB sampai 19.00WIB. Bila musim liburan tiba, Anda harus datang lebih pagi. Sebab, Anda bisa mengantri hingga berjam-jam untuk menikmatinya.
2. TEMPE KEMUL
Tempe Kemul Khas Wonosobo |
Di Wonosobo, Tempe Kemul banyak dijual di kaki lima, seperti misalnya di
warung-warung bakso, mie ayam, mie ongklok, dan lainya. Makanan ini
sangat digemari masyarakat Wonosobo termasuk juga wisatawan, baik
Mancanegara maupun Domestik (Woooww...Wisman,,..koq bisa Yaa...??.).
Tempe kemul juga termasuk makanan favorit Indonesia.
berikut saya tambahkan Resep membuat Tempe Kemul Wonosobo..
Bahan bahan :
- 25 gr tepung tapioka
- 75 gr tepung terigu
- 150 ml santan
- 300 gr tempe diiris jadi 12 potong
- 30 gr kucai diiris kasar
- minyak secukupnya untuk menggoreng
- 2 sdm irisan bawang putih
- ½ sdm irisan kencur
- ½ sdt irisan kunyit
- 5 butir kemiri
- 1 sdt ketumbar
- 1 sdt garam
1. Campur tepung tapioka, terigu, dan santan, serta bumbu yang
dihaluskan, aduk rata
2. Masukkan irisan kucai dalam adonan tersebut, aduk rata
3. Celupkan irisan tempe ke dalam adona tepung
4. Goreng dalam minyak banyak sampai kuning kecoklatan, angkat, dan
Hidangkan..
Lebih mantab disajikan dalam keadaan hangat dengan ditambahkan cabe rawit segar biar tambah lezat & maknyusss...
3. OPAK SINGKONG
Opak Singkong Kalibeber |
Opak Singkong Kalibeber atau Opak Kucai adalah makanan
ringan/ cemilan khas dari daerah Kalibeber, Kabupaten Wonosobo. Makanan
ini dibuat dari bahan dasar Singkong, yang direbus dan ditambah sedikit
kucai serta
garam secukupnya, lalu ditumbuk hingga halus, kemudian dipipihkan dan
dijemur, setelah kering siap untuk digoreng
dengan minyak yg cukup sampai matang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar